19 C Mumbai
Saturday 27th July 2024
Pernyataan Lengkap Sultan soal Wisata Jogja Dibilang Lesu – detikJateng
By Sofyanradeon

Pernyataan Lengkap Sultan soal Wisata Jogja Dibilang Lesu – detikJateng

ADVERTISEMENT
Lesunya wisata di Jogja selama periode libur lebaran banyak dibicarakan di media sosial. Pelaku usaha perhotelan di Jogja juga mengakui wisatawan yang meginap di hotel pada lebaran lalu memang tergolong sepi.
Namun, mereka menyebut bahwa kondisi itu tidak hanya dialami oleh Jogja. Banyak daerah lain mengalami hal serupa.
“Info data BPP (Badan Pimpinan Pusat) PHRI itu juga di semua daerah Indonesia okupansi turun dibanding tahun lalu,” kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono, Selasa (2/5/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menolak anggapan bahwa wisata di Jogja pada libur lebaran sepi. Dia justru mengatakan bahwa masyarakat terlalu berekspektasi tinggi soal gairah wisata saat libur lebaran.
Padahal, libur lebaran menurutnya memiliki karakter yang berbeda dengan libur panjang lainnya. Saat lebaran masyarakat lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengunjungi kerabat ketimbang berwisata.
“Yang mungkin, dari estimasinya saja yang memang keliru, sehingga kita terlalu berasumsi seperti itu (pariwisata lesu),” ujar Sultan saat ditemui wartawan di kantornya, Kompleks Kepatihan, Jogja, Jumat (5/5/2023).
Para perantau yang mudik ke Jogja juga memiliki banyak pilihan untuk berwisata, tidak hanya di kawasan Jogja. Menurut Sultan, banyak yang memilih berwisata di tempat yang lain.
“Mosok kabeh (masak semua) berkunjung pariwisata ming ning (hanya ke) Jogja saja, yo ndak to (ya tidak). Di lain tempat kan juga ada objek (wisata),” tutur Sultan.
Yo ndak to, masa kabeh (semua) berkunjung pariwisata ming ning (cuma di) Jogja saja, yo ndak to. Di lain tempat kan juga ada objek (wisata).
Kalau Syawalan, Idul Fitri, yang banyak itu orang Jogja yang berada di luar jogja, punya keluarga di Jogja, itu yang datang.
Atau orang Jogja yang memang harus gantian karena misalnya anaknya tiga harus gantian jadi tuan rumah pas Lebaran, itu orang Jogja yang keluar anak-anaknya, kan pola-pola seperti itu yang terjadi.
Jadi jangan berharap, pasti jumlahnya sama, tergantung kondisi-kondisi yang ada.
Ndak pernah ada mobilitas 100 juta, ndak pernah ada.
Yang mungkin, dari estimasinya saja yang memang keliru, sehingga kita terlalu berasumsi seperti itu.
Faktanya kalau di hotel kan lebih banyak dari tahun kemarin. Nah kalau keluarga gitu kan banyak yang tidak di hotel. Neng morotuane (mertuanya), atau ke rumahnya saudaranya, kan gitu.
Beda dengan weekend, atau libur panjang itu memang mau pariwisata, kalau lebaran itu paling-paling hari keempat hari kelima baru wisata. Kalau hari pertama atau kedua kan silaturahmi. Aku ra tau ngitung (tak pernah menghitung) jumlahe itu, ra sah (tidak usah) dihitung. Yang dihitung itu di hotel saja atau rumah-rumah yang memang kedatangan tamu, wong itu juga keluarga kok.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

source

  • No Comments
  • September 6, 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *